Blogger news

Pages

Senin, 29 Agustus 2011

ANTISEPTIK RONGGA MULUT


     Latar Belakang

Berbagai jenis mikroorganisme dalam jumlah yang tinggi terdapat  pada rongga mulut manusia. Pada umumnya mikroorganisme ini dapat hidup dengan baik tanpa merusak apabila kebersihan rongga mulut terjaga dengan baik. Namun apabila kebersihan rongga mulut tersebut menurun atau jelek, dapat memicu berbagai jenis kelainan dan penyakit baik pada rongga mulut maupun secara sistemik. Untuk itu perlu menjaga kebersihan rongga mulut (oral hygiene).
Salah satu yang sering dihubungkan dengan bakteri rongga mulut adalah adanya ulser pada mukosa rongga mulut. Keterlibatan bakteri terhadap timbulnya ulser dapat melalui dua cara, yaitu sebagai penyebab utama dan sebagai penyebab terjadinya infeksi sekunder pada ulser yang sudah ada, sehingga akan memperparah ulser tersebut.
Berbagai macam bentuk sediaan obat, tersedia khusus untuk berbagai infeksi di rongga mulut. Tujuan penggunaan obat lokal tersebut adalah sebagai terapi ulkus dan keradangan, terapi infeksi orofaring, menjaga oral hygiene dan sterilisasi serta irigasi saluran akar. Namun, dari berbagai bentuk sediaan tesebut harus dipilih yang benar-benar efektif dan optimal serta disesuaikan dengan penyakit dan kondisi penderita.
Pengertian ulser pada mukosa rongga mulut
·         Kerusakan mukosa atau kulit yang melebihi membran basalis. Biasannya berwarna putih kekuningan.
·         Terdapat sel radang,epitel yang mengalami deskuamasi,sisa makanan,bakteri.
·         Ukuran : beberapa mm-cm
·         Mengakibatkan rasa nyeri dan bila ditekan menimbulkan perdarahan. Hal ini disebabkan karena kerusakannya sampai lamina propria
·         Biasanya terjadi pada orang yang sering mengabaikan kebersihan mulut
·         Contoh : ulkus traumatikus,stomatitis aftosa rekuren (SAR)
    Pengertian, jenis-jenis, dan gambaran klinis Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)

Definisi :
Stomatitis yang ditandai dengan ulser / multiple yang sakit secara berkala, dan sembuh secara tiba-tiba.

Gambaran klinis :
·         Ulser berbentuk bulat, dangkal.
·         Dikelilingi erythematous halo inflamasi.
·         Biasanya pada mukosa non keratinized yang unattached.
·         Kambuh dalam beberapa hari.
 


Jenis :
1.    Minor apthous stomatitis :
·   Paling umum terjadi pada wanita
·   Ulserasi dimulasi saat anak2 sampai remaja
·   Ulser abu-abu keputihan pseudomembran dibungkus eritomatous halo, sembuh dalam 1-2 minggu tanpa pembentukan jaringan parut.

2.    Mayor apthous stomatitis :
·   10 % kasus stomatitis
·   Lesi > 1 cm, lebih dalam, bentuk tidak beraturan.
·   Biasanya dialami oleh penderita HIV / AIDS, menyebabkan kesulitan deglutisi (BB menurun).

3.    Hepatiform Lession :
·  Gambaran mirip herpetic gingival stomatitis.
·  Biasanya dialami oleh wanita, dimulai usia 20-30 tahun.

      Berbagai jenis bakteri rongga mulut

A.   Coccus

1.    Gram (+)
a.    Genus streptococcus : s. mutan serotypes, s, sabrinus serotypes, s. cricetus serotypes, s. rattus serotypes.
b.    Salivatorius group : s. vestibularis, s. intermedius.
c.    Anginosus group : s. constellatus, s. intermedius, s. anginous.
d.    Mitis groups : s. mitis, s. sangurs, s. crista, s. gardinri, s. oralis.
e.    Anaerobic streptococcus : reptococcus anaerobic, micromonas micros, einegoldia magnus.
f.        Genus stomacoccus : Stomaicoccus mucitagenosus.
g.    Genus staphylococcus & micrococcus.


2.    Gram (-)
a.   Genus Nersseria (diplococci) : N. subfalvo, N. mucosa, N. sicca.
b.   Genus veilionella (kecil) : V. parvola, V. dispar, V. atypical.

B.   Basil / Batang

1.    Gram (+)
a.    Genus Actinomyces : A. israelli, A. gonencseriae, G. odontolyticus, A. naesiondri, A. myeri.
b.    Genus lactobacillus : L. casei, L. fermentum, L. acidophilus.
c.    Genus prepioni bacterium : propionibacterium acnes.

2.    Gram (-)
a.    Facultative anaerobic dan caphophilic genera :
·   Genus Haemophillus : H. haemolyticus, H. parainfluenza.
·   Genus Actinobacillus : Actinobacillus, Actinomycetemcomitans.
·   Genus fikonella : cocobacilli.
·   Genus capnocytophage : c. granulose, c. gingivalis.
  
b.    Obligat anaerobic genera.
 ·   Genus porphyromonas : P. gingivalis, P. cotoniae.
·   Genus proveteila : P. intermedia, P. nigrescens.
·   Genus Leprotrichia : L. bucallis.
·   Genus Wolinella : W. succinogenes.
·   Genus Selenomonas : S. sputigens, S. noxic.
·   Genus trepunema : T.  denticula, T. macrodentium.

c.    Oral protozoa
 ·   Genus Entamoeba : E. gingivalis.
·   Genus Trichomonas : T. tenax

      Habitat bakteri dalam rongga

a.   Mukosa bukal dan dorsum lidah
-          ciri spesial dari mukosa mulut->beragam flora
-          pada papila lidah yang paling tinggi kondilnya karena   merupakan   tempat pelindung yang aman.
-          papila lidah punya redox potensial yang rendah,meningkatnya pertumbuhan flora anaerob dan sebagai tempat berkumpulnya bakteri gram negatif yang menyebabkan penyakit periodontal.

b.    Permukaan gigi (supragingival dan subgingival)
-          tempat pada tubuh sebagai ladang populasi mikroba
-          banyak bakteri yang ada pada permukaan gigi->plak yang dihasilkan.
-          plak merupakan pencetus karies dan penyakit periodontal.

c.    Epitel crevicular dan gingival crevice
-          meskipun pada area minor di rongga mulut,bakteri yang ada pada daerah ini memegang peranan penting pada pencetus penyakit periodontal dan gingival.

d.    Alat" ortho dan prosto
-          jika alat-alat ortho dan prosto tidak dibersihkan secara baik -> wadah yang penuh dengan bakteri/jamur mati.
-          jamur pada permukaan full denture->candida->dentule stomatitis



         Patogenesis dan mekanisme mikrobiologik pada SAR
    Patogenesis

v  Menurut Kilic SS (2004)
Beberapa etiologi dan patogenesis belum dapat diketahui, namun memiliki komponen herediter yang kuat dan muncul untuk dapat berhubungan dengan reaksi imun terhadap mukosa oral. Lesi SAR tidak disebabkan oleh suatu faktor (single factor) namun terjadinya bisa pada  tempat ataupun daerah yang memperbolehkan lesi tersebut untuk berkembang. Faktor-faktor tersebut antara lain: trauma, merokok, stres, kondisi hormonal, riwayat keluarga, hipersensitif terhadap makanan (alergi), infeksi, maupun faktor imun (misalnya AIDS).

v  Menurut Scully C. (2008)
Etiologi SAR tidaklah jelas sehingga aphtae disebut dengan bentuk “idiopatic”. Belum ada satupun bukti yang menunjukkan bahwa SAR merupakan penyakit autoimun karena tak satupun antibodi ditemukan dan SAR itu sendiri akan sembuh dengan sendinya dan tiba-tiba sejalan dengan bertambahnya usia. SAR tidak hanya pada suatu kondisi saja, namun SAR bisa bermanifestasi pada kelompok kelaianan dalam etilogi yang berbeda. Reaksia silang antara mukosa oral dengan mikroorganisme bisa juga terjadi. Kemungkinan yang pertama ialah terjadinya heat shock protein.

   Mekanisme Mikrobiologik
v  Menurut Kilic SS (2004)
Meskipun tidak ada data yang eksis untuk menetapkan etiologi SAR, beberapa penelitian menyatakan kemungkinan masuknya Streptococcus maupun Helicobacter pylori dalam perkembangan SAR. Streptococcus bersama dengan antigen terkaitnya, glucosyltransferase D (GtfD), dapat juga dimasukkan ke dalam proses terjadinya penyakit SAR, khususnya pada tahap exerbasi. Suatu latar imunlah yang menyebabkan adanya reaksi silang dengan Streptococcus sanguis yang sering kali terpisah dari lesi ataupun bisa juga heat shock protein. Helicobacter pylori telah terdeteksi juga pada jaringan yang terkena lesi berupa ulser rongga mulut. Adanya Herpesvirus virions tidak dapat dibuktikan pada lesi SAR, meskipun RNA compliment pada cvirus herpes simplex yang terrdeteksi dalam sirkulasi sel-sel mononuklear pada beberapa pasien SAR. Kemungkinan termasuk  human herpesvirus 6 (HHV-6), dan Ebstein-Barr virus pada perkembangan SAR yang telah di kembangkan. Tidak ada kontradiksi serologis dan data – data molekuler pada bentuk etiologis pada human cytomegalovirus (HCMV), ataupun varicella zoster virus (VZV) pada pasien SAR.

    Faktor yang menentukan bentuk sediaan obat pada penderita dan alasan penerapannya pada kasus SAR 

  • Menurut fisika kimia
Obat higroskopis dipilih larutan, puyer/ tablet : basah
·       obat padat : padat/cairan asal stabil
·       obat ½ padat : salep/crem
·      obat cair : cairan kecuali vitamin yang larut dalam minyak (        soft capsul )
·         Faktor penderita 

ü  efek obat yang dikehendaki
·          dalam keadaan akut
·         efek sistemik
·         efek local dengan sediaan ½ padat
·         efek local lebih dalam
ü  umur penderita
·         anak-anak : dipilih larutan tidak larut dengan air dipilih puyer atau suspense
·         lansia = anak-anak
ü  lokasi
·         efek local : efek obat dipakai untuk kulit, kulit berambut atau mukosa
·         penetrasi : obat melalui kulit dan mudah dijangkau
·         efek sistemik : per oral lebih mudah
 ü  keadaan umum
·         penderita tidak sadar : parenteral atau rectal
·         penderita berobat jalan : per oral
·         penderita kooperatif atau tidak

ü  jadi dalam kasus ini menggunakan obat kumur soalnya dalam kasus ini ulser multiple menyebar bukal fold hingga orofaring. Kalau menggunakan salep atau crem kurang efisien dan dalam kasus ini penderita dewasa sehingga dengan mudah menggunakan obat kumur.

 

    Alternatif obat lokal yang akan diberikan untuk terapi SAR beserta sifat farmakologisnya

o   HYALURONIC ACID
Proteoglican yang secara umum ditemukan pada jaringan occuran intracellular(aqueus dan vitreus humourr dan cairan sinovial). Hyaluronic acid adalah komponen dari intracellular cement. Dapat digunakan dalam perawatan dari lesi pada mukosa rongga mulut. Memiliki fungsi utama untuk penyembuhan jaringan.
     
Mekanisme kerja :
ü  Aktivasi dan moderasi respon inflamasi
ü  Meningkatkan proliferasi sel
ü  Meningkatkan migrasi sel
ü  Meningkatkan angiogenesis
ü  Meningkatkan re-ephitelisasi
ü  Menurunkan deposisi kollagen dan jaringan parut

Indikasi  :
Untuk perawatan Reccurent Aphtous Ulceration ( RAU )
Terutama karena mempunyai efek anti inflamasi.

Efek samping  :
ü  Ulcer muncul lagi pada hari ke 4
ü  Menyebabkan hidrasi jaringan
ü  Melemahkan ikatan sel pada matriks extracellular, sehingga terjadi migrasi sel
ü  Restriksi pergerakan air dan molekul kecil

Efek jangka panjang dan pendek :
ü  Efek jangka pendek : Rasa sakit berkurang(setelah 60menit )
ü  Efek jangka panjang : Rasa tidak nyaman muncul kembali


o   CHLORHEXIDINE

Antibakteri yang memiliki spectrum luas. Sangat efektif untuk bakteri gram +, gram - , bakteri, ragi, jamur, protozoa, algae, dan virus.

Mekanisme kerja :
ü  Mengika bakteri, berinteraksi dengan molekul dinding sel bakteri, meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri, sehingga dapat penetrasi ke dalam sitoplasma bakteri.
ü  Diserap oleh hidroxyapatite permukaan gigi, dan mucin dari saliva. Dilepas perlahan – lahan dalam bentuk yang aktif, menghambat pertumbuhan plak.
 
 Indikasi :

Kumur 2 x sehari dengan chlorhexidine 0,2% dapat mengurangi mikro organisme saliva hingga 80%.
Digunakan dalam :
-          Terapi gingivitis
-          Pencegahan kelainan periodontal
-          Membantu pembersihan gigi secara konvensional
-          Membatu kebersihan RM setelah operasi
-          Menjaga kebersihan gigi tiruan

Efek jangka panjang & pendek :
ü  Efek jangka pendek :
Menurunkan jumlah bakteri saliva hingga 80 %. Jika penggunaan dihentikan, dalam 24 jam jumlah mikroorganisme kembali normal.
ü  Efek jangka panjang :
-          Menyembuhkan infeksi candidiasis akut dan leukemia akut ( dalam 2 – 4 hari )
-          Menghambat terbentuknya caries
-          Pemakaian fixed orthodonsia

Efek samping :
Bila tertelan dapat terjadi dermatitis dan urtrikaria.
Pemakaian dalam waktu lama dapat menyebabkan diskolorasi dari mahkota jacket akrilik dan tumpatan pada gigi.
 


    Resep lengkap untuk kasus SAR


Drg. Remita
Jln. Arief Rahman Hakim no. 40
Surabaya

R/          
                        Chlorhexidine  Glucuronat                                    0,2%   

                        m.f   Collut.Or  No.I
                        ò  2dd1  garg.
------------------------------------------------------------------------------ signature
R/



R/ Hyaluronic Acid                                      0,2%

                        m.f    Collut.Or  No.I
                        ò 2dd1  garg.                         

------------------------------------------------------------------------------ signature


pasien            :           Bpk. Pandi
Usia                ;           35 tahun
Alamat            :           Jln. Kertajaya timur no. 31












0 comments:

Posting Komentar